APA ITU TELEVISI DIGITAL
Televisi digital / Digital Television,(DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan sinyal data ke pesawat televisi. TV Digital di sini bukan berarti pesawat TV yang Digital, melainkan lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital /Digital Broadcasting.
Adapun beberapa latar belakang untuk terus mengembangkan televisi digital.Antara lain adalah Perubahan lingkungan eksternal,pasar TV analog yang sudah jenuh,komplain adanya noise, ghost dll,kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel,perkembangan teknologi ,teknologi pemrosesan sinyal digital(digital signal processor),teknologi transmisi digital,teknologi semikonduktor,dan teknologi peralatan display yang beresolusi tingggi.
Terdapat dua metode penyiaran televisi digital, yaitu:
1. [ATSC]. Dipakai di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko dan Korea
2. [DVB-T]. Dipakai di negara-negara Eropa, Australia dan Taiwan
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama.Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan oleh televisi digital juga jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power). Pada transmisi digital menggunakan less bandwidth (high efficiency bandwidth) karena interference digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau “dipadatkan” dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efeklintas jamak (multipath fading). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power). Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan ijin terhadap rencana pendirian televisi nasional maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser internet, sehingga sangat integratif fungsinya. Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV Fixed dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan bandwidth yang lebih efisien. Finest sound. Kemampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya.
DAMPAK PERALIHAN KE TELEVISI DIGITAL
Dengan adanya tv digital pemirsa dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan. Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting. Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference. Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB). Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran.Disini artinya masyarakat kembali menjadi korban kemajuan teknologi masa kini.Apa yang sudah dimiliki masyarakat harus diganti dengan perangkat yang baru yang membutuhkan dana yang tidak sedikit unt6uk masyarakat menengah kebawah.Stasiun televisi pun membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengganti perangkat siaran dari model analog ke digital.Mulai banyak muncul stasiun2 tv yang baru yang hanya menyediakan jasa penyiaran saja.Tidak seperti yang ada sekarang yaitu satsiun tv mengurusi hal2 dari produksi sampai penyiaran.Individualitas makin kental tapi lapangan pekerjaan akan semakin terbuka khususnya dibidang teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV eksisting dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi “network provider” dan “program / content provider“.
Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.Disisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan. Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (content creators) kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau MPEG4. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 multiplexer providers’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan pemancar TV Digital oleh ‘transport providers’.Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan tersebut.Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada content distributor.Dapat diketahui bahwa perkembangan teknologi yang pesat pada masa sekarang ini telah memberikan banyak dampak yang positif maupun negative. Dampak tersebut bersinggungan dengan etika manusia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa manusia sudah sangat erat hubungannya dengan teknologi sehingga sebaiknya manusia bisa menguasai teknologi tersebut dan menggunakannya dengan bijak.
Televisi digital / Digital Television,(DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan sinyal data ke pesawat televisi. TV Digital di sini bukan berarti pesawat TV yang Digital, melainkan lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital /Digital Broadcasting.
Adapun beberapa latar belakang untuk terus mengembangkan televisi digital.Antara lain adalah Perubahan lingkungan eksternal,pasar TV analog yang sudah jenuh,komplain adanya noise, ghost dll,kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel,perkembangan teknologi ,teknologi pemrosesan sinyal digital(digital signal processor),teknologi transmisi digital,teknologi semikonduktor,dan teknologi peralatan display yang beresolusi tingggi.
Terdapat dua metode penyiaran televisi digital, yaitu:
1. [ATSC]. Dipakai di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko dan Korea
2. [DVB-T]. Dipakai di negara-negara Eropa, Australia dan Taiwan
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama.Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan oleh televisi digital juga jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power). Pada transmisi digital menggunakan less bandwidth (high efficiency bandwidth) karena interference digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau “dipadatkan” dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efeklintas jamak (multipath fading). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power). Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan ijin terhadap rencana pendirian televisi nasional maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser internet, sehingga sangat integratif fungsinya. Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV Fixed dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan bandwidth yang lebih efisien. Finest sound. Kemampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya.
DAMPAK PERALIHAN KE TELEVISI DIGITAL
Dengan adanya tv digital pemirsa dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan. Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting. Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference. Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB). Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran.Disini artinya masyarakat kembali menjadi korban kemajuan teknologi masa kini.Apa yang sudah dimiliki masyarakat harus diganti dengan perangkat yang baru yang membutuhkan dana yang tidak sedikit unt6uk masyarakat menengah kebawah.Stasiun televisi pun membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengganti perangkat siaran dari model analog ke digital.Mulai banyak muncul stasiun2 tv yang baru yang hanya menyediakan jasa penyiaran saja.Tidak seperti yang ada sekarang yaitu satsiun tv mengurusi hal2 dari produksi sampai penyiaran.Individualitas makin kental tapi lapangan pekerjaan akan semakin terbuka khususnya dibidang teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV eksisting dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi “network provider” dan “program / content provider“.
Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.Disisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan. Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (content creators) kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau MPEG4. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 multiplexer providers’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan pemancar TV Digital oleh ‘transport providers’.Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan tersebut.Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada content distributor.Dapat diketahui bahwa perkembangan teknologi yang pesat pada masa sekarang ini telah memberikan banyak dampak yang positif maupun negative. Dampak tersebut bersinggungan dengan etika manusia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa manusia sudah sangat erat hubungannya dengan teknologi sehingga sebaiknya manusia bisa menguasai teknologi tersebut dan menggunakannya dengan bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar